Masyaralat harus Lebih Dewasa Menyikapi

 Pemilu Jangan Membuat bangsa Terpecah Belah  

Pengundian nomor urut Capres dan Cawapres

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa santun dan guyub bersilaturahmi. Sikap seperti itulah yang mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman di Bumi Nusantara. Namun, menjelang Pemilu 2019 masih terjadi saling serang, saling fitnah, dan sebar hoaks melalui media sosial (medsos) di dunia maya. Ironisnya, masyarakat tidak sadar, kondisi gaduh ini bisa dimanfaatkan kelompok-kelompok yang ingin memecah belah bangsa.

"Masyarakat harus lebih dewasa menyikapi proses demokrasi lima tahunan yaitu Pemilu dan Pilpres. Berbeda pilihan itu adalah hal biasa. Jangan sampai Pemilu dan Pilpres justru membuat bangsa ini terpecah belah dan bermusuhan,'' kata Ketua International Conference for Religious and Peace (ICRP), Musdah Mulia di Jakarta, Jumat (21/9). Menurutnya, sangat disayangkan hanya karena Pemilu hubungan silaturahmi anak bangsa menjadi terputus. Ia tidak bisa membayangkan jika satu keluarga yang bernama Indonesia itu terpecah-pecah karena beda pilihan dalam memilih pemimpin.

Musdah mengingatkan bahwa momentum gaduh jelang Pilpres ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan kelompok radikal terorisme. Hal ini harus diwaspadai agar kelompok radikal tak membuat kekacauan.

"Kita harus menyadari bahwa semua anak bangsa bertanggung jawab untuk menjaga negeri ini dari berbagai persoalan. Jangan sampai hanya karena kepentingan satu kelompok kita bisa bercerai berai," pesan Musdah. Musdah menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat indah dan istimewa dibanding dengan negara lain. "Seluruh anak bangsa jangan sampai mudah diadu domba oleh kelompok tertentu yang ingin menghancurkan Indonesia.'' tutupnya. (Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar